Life Journey - From Indonesia to India (Part I)

November 02, 2016

Perjuangan Meraih Beasiswa

Saya tak pernah menyangka perjalanan saya akan sampai di India. Negara yang dijuluki Anak Benua ini mempunyai kepadatan lima kali populasi Indonesia. Berkuliah di India bukan berarti tak berencana. Banyak energi-energi hebat dalam diri yang mampu membuat kaki saya menapak di Tanah Gandhi ini.

Keinginan bisa kuliah di luar negeri sudah terpatri sejak berumur 15 tahun, tepatnya saat kelas 3 SMP. Betapa narsis nya dulu saat itu, berkirim email untuk Oxford University hanya sekedar menanyakan beasiswa. Namun bahagia saya bukan main ketika pihak Oxford University membalas email saya. Satu-satu nya alasan yang cukup kuat membuat hormon dopamin saya melejit adalah, mereka memahami Bahasa Inggris saya. Membutuhkan waktu berjam-jam buat saya menulis email kepada Oxford . Saya tidak bisa membayangkan betapa hancurnya Bahasa Inggris saya saat itu. Innocence.

Keinginan saya untuk bisa kuliah di LN tetap ada bahkan setelah lulus SMP. Saya menyadari saat itu bahwa saya harus belajar Bahasa Inggris lebih dari sekedar giat. Bahasa Inggris di sekolah tidak cukup membantu buat saya. Hal yang pertama saya lakukan saat itu adalah membeli buku. Buku pertama yang menjadi saksi jejak usaha belajar Bahasa Inggris saya adalah The Daily Conversation Book. Buku tersebut setebal tidak lebih dari 200 halaman dan menjadi sumber kebahagiaan kecil saya saat di bus, dirumah, maupun dikelas.

Ketika masuk SMA saya mulai memboroskan pulsa untuk browsing penyedia beasiswa S1 di luar negeri. Ternyata sekedar mencari informasi susah nya bukan main. Saya tidak senyali itu untuk mencari beasiswa S1 di Eropa. Ada sedikit porsi rasa pesimis menyadari kemampuan Bahasa Inggris saya tak sesempurna penyiar BBC. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari beasiswa di negara yang tidak menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, namun dalam pendidikan tetap menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar. Itulah awalan yang mendasari saya memilih India. Prinsip saya sederhana, sekolah sambil belajar Bahasa Inggris.

Menginjak tahun terakhir di SMA, keinginan berkuliah di luar negeri mulai berkurang. Saya sudah tak seambisius dulu. Gejolak semangat untuk bisa mewujudkan impian sudah nyaris punah. Saya tak lagi memikirkan beasiswa. Fokus saya berubah drastis. Ambisi saya saat itu bisa diterima di kampus ternama di kota saya, UGM. Benar saja saya diterima, jurusan Rekam Medis. Saya sebetulnya tak terlalu meminati nya. Kabar diterimanya saya di UGM-pun tak cukup membuat saya berenergi untuk menjingkrakkan kaki sambil berteriak, Hore ! Pun akhirnya saya tak ambil kesempatan tersebut dan lebih memilih di Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta jurusan Keperawatan. Impian sekolah di luar negeri benar-benar sudah lenyap.

Saya menikmati hari-hari belajar saya sebagai calon perawat. Jarum suntik, stetoskop, infus sudah menjadi bagian dari hidup saya. Saya bahkan terpilih menjadi Ketua BEM Jurusan Keperawatan. Diantara para ketua-ketua BEM jurusan, jurusan sayalah yang diketuai oleh mahasiswa semester 1. Menginjak semester 2 akhir, Tuhan nampaknya menginginkan saya lebih dari sekedar IPK 3.65. Tak sengaja saya menemukan seberkas formulir ICCR tahun lalu di rak. Dari sanalah energi itu muncul kembali. Seperti ada dorongan untuk kembali mencoba. Benar saja, setelah saya cek di internet, pendaftaran ICCR sedang dibuka. Hanya 7 hari waktu tersisa untuk mempersiapkan segalanya. Segalanya.

Bersambung.

Share this :

Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

Wahhh keren kak.. saya jadi lebih semangat belajar biar bisa kuliah di luar negeri.. doain saya ya kak. Saya juga sama seperti kakak, dari mulai chat sama bule, giat belajar b. Inggris, cari beasiswa LN bedanya saya lebih lelet hehehhe saya lakukan itu semenjak kuliah. Semoga ga telat ya kak.

Balas

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔